TEKNOLOGI TELEMATIKA SAAT INI
Telematika merupakan teknologi
komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian Telematika sendiri
lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer
dalam sistem telekomunikasi.
Di dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Telematika. Kata telematika berasal dari istilah
dalam bahasa Perancis TELEMATIQUE yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan
komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem
elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media
dan informatika.
Istilah Teknologi Informasi itu sendiri
merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.
Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari
TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing
and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid
technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini
memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin
terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi
informasi dan komunikasi pada saat itu.
Jadi menurut saya sendiri, pengertian telematika merupakan teknologi untuk berkomunikasi
dengan perantara atau media yang dapat diakses secara cepat dan berjangkauan
luas serta mengirimkan sejumlah besar informasi atau pesan satu arah maupun dua
arah dengan menggunakan sistem komputerisasi dan sistem digital.
SEJARAH TELEMATIKA
Istilah telematika pertama kali digunakan
pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L’informatisation
de la Societe. Istilah telematika yang berasal dari kata
dalam bahasa Perancis telematique merupakan gabungan dua kata: telekomunikasi
dan informatika.
Sejarah Perkembangan Telematika Di Indonesia sendiri banyak mengalami perkembangan yang
signifikan. Di zamam pra-sejarah, manusia mengkomunikasikan pikiran,
pengetahuan, dan gagasannya ke lingkungan sosialnya secara verbal. Dan dalam
beberapa kasus, dengan menggunakan simbol-simbol material berupa ukiran pada
batu, dinding gua, dan lain sebagainya. Komunikasi tertulis yang mula-mula
dikembangkan memungkinkan informasi untuk disimpan dan dibaca oleh orang-orang
lain di waktu-waktu kemudian. Penyimpanan dan pengalihan informasi melalui
teknologi umumnya berlangsung secara lamban, mahal, dan membutuhkan banyak
tenaga.
Dengan ditemukannya teknologi
cetak (printing technology), informasi dapat dialihkan ke lebih banyak orang,
di wilayah yang lebih luas, dan dengan biaya yang lebih
murah. Di peralihan millennium sekarang ini, perkembangan media elektronik,
mencakup radio, televise, dan telepon, telah memungkinkan penurunan waktu
pengalihan informasi secara dramatik.
Jarak geografis kini tidak lagi menjadi
penghalang dalam proses komunikasi dan pertukaran informasi. Biaya penyimpanan
dan pengantaran informasi secara elektronik kini telah semakin banyak
ditentukan oleh kebijakan public, ketimbang oleh faktor-faktor teknikal semata.
Misalnya, harga pusa telepon lebih terkait dengan kebijakan regulasi
public dari pada harga actual yang dibutuhkannya.
Komputer-komputer digital dan media
penyimpanan informasi berskala besar dan missal telah memungkinkan terwujudnya
basis data dengan kemampuan untuk memproses dan memanipulasi informasi. Tidak
dengan informasi tertulis, data yang tersimpan secara elektronik ini ‘tak
tampak‘ bagi mata biasa, kecuali bagi perangkat keras dan lunak untuk melakukan
decoding (seperti komputer dengan kartu baca magnetic). Teknologi pemrosesan
data secara elektronik ini bersama dengan teknologi komputer digital telah
menghasilkan sebuah aliansi sinergis baru yang dikenal luas sebagai teknologi
informasi, atau Teknologi Telematika. Ruang , waktu, dan biaya secara
berangsur-angsur direduksi melalui aplikasi-aplikasi tekonologi komputer,
penyimpanan missal, dan transmisi elektronikal dan optial. Pengontrolan
informasi dalam rangka teknologi seperti ini menjadi lebih terdistribusi
ketimbang sebelumnya. Dan peranan-peranan pemerintah, agen-agen komersial,
pengusaha-pengusaha swasta menjadi lebih sulit untuk dimengerti. Telekomunikasi
mempunyaipengertian sebagai teknik
pengiriman pesan, dari suatu tempat ke tempat lain, dan biasanya berlangsung
secara dua arah. ‘Telekomunikasi’ mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh,
termasuk radio, telegraf/ telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data
melalui jaringan komputer. Sedangkan pengertian Informatika) mencakup
struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk
mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta
menampilkannya dalam bentuk informasi.
Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang
terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir
tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut
pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah
periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan.
Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi,
telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi
nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal
di Indonesia, walaupun penggunaannya masih terbatas.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun
1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan
dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke
luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas
anak muda ketika itu.
3. Periode Aplikasi
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menanggapi
perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik, selanjutnya, teknologi
mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih.
Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun
televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini
hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan
jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada cafe dan
kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Selain dari ke tiga periode di atas perkembangan telematika di Indonesia
dapat dibagi lagi menjadi 2 masa yaitu :
1. Masa Pra-Satelit
a. Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi
komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio
Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak
akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan
menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri
RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan
jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan
rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat. Sedangkan telepon pada masa itu tidak
terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun
masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon
dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965,
RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu
bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55
tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian
Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”.
Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual,
teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines).
Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana
untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena
semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap
setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan
menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan
telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk
komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel.
Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta
perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu,
Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama,
yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir
pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral
dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa
inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum
berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai
perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai
sebelumnya.
b. Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang
semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV
di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang
menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui
microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara
pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk
pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio
yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Lebih setahun setelah
siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan
TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 Oktober 1963. Antara lain
disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication
media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara
Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya. Sampai
tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televisi.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal
telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi
oleh lautan.
2. Masa Satelit
Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di
Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun
1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat
terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi
kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang
berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden
RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran
satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara
Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain,
satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui
TV. Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung
dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili.
Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada
panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA
dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto
di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek
teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran
satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh
pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami
ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini
diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses
kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang
berpihak pada kepentingan Orba.
Bidang Terkait Telematika
Ragam bentuk yang akan disajikan merupakan aplikasi yang sudah berkembang
diberbagai sektor, maka tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih. Semua
kegiatan dengan istilah work and play dapat menggunakan telematika sebagai
penunjang kinerja usaha semua usaha dalam semua sektor, sosial, ekonomi dan
budaya. Bentuk-bentuk tersebut adalah:
1. E-goverment
E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik.
Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika,
yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas
mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk
menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia,
serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya. Tim tersebut memiliki beberapa
terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat
menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi
pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat
diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja.
E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah
dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup
nasional, bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten
kota, telah memiliki situs online.
Contohnya adalah INDONESIA, MPR, DPR, dan DKI Jakartal. Isi informasi dalam
e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik,
surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
2. E-commerce
Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan
dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau
web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, sampai
membuat klaim.
Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat
meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat
lunak (software), perbankan, perpajakan, dan banyak lagi. e-commerce juga memiliki istilah
lain, yakni e-bussines.
Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik,
kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank
yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine –
Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
3. E-learning
Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dari
pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka.
Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah
jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.
Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika,
yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya.
Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal
kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat dilakukan. Peranan web kampus atau
sekolagh termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu,
web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi
dalam group, juga sangatlah mendukung.
Selain murid atau mahasiswa, portal
e-learning dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor
jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Hampir seluruh kampus di
Indonesia, dan beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI
Jakarta, proses perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana
internet yang dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan
ratusan web yang menyediakan modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil
penelitian tersebar di dunia internet. Bentuk telematika lainnya masih banyak
lagi, antara lain ada e-medicine, e-laboratory, e-
technology, e-research, dan ribuan situs
yang memberikan informasi sesuai bidangnya.
Contohnya ialah Universitas Gunadarma
memiliki Studentsite(http://studentsite.gunadarma.ac.id/) memungkinkan
mahasiswa dapat melihat nilai, jadwal kuliah, dan informasi penting lainnya
secara efisien. Dan memiliki E-Learning System(http://elearning.gunadarma.ac.id/) yang menyediakan
berbagai modul-modul belajar, bahan kuliah, dan lain sebagainya.
Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit,
contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS
dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi
digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.
Salah satu bidang yang sangat bermanfaat mengingat betapa luasnya geografis
Indonesia yaitu bidang pendidikan. terdapat sejumlah pilihan alternatif
pemanfaatan di bidang pendidikan, yaitu:
1. Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di bantu dengan
teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep
perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang
terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu
dapat di akses melalui internet.
2. Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola,
orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar
kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.
3. Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai
bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga
diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar
saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data
informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di
internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi
yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.
4. Sistem Distribusi Bahan Secara
Elektronis (digital)
Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar
bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi. Bagi para
guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program ini tdk
menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor
pos yang menyediakan jasa internet.
5. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh
dalam Cyber System
Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta
pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan
keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini
diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi masyarakat yang
lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta kelangsungan
kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan formal maupun
nonformal dalam suatu “cyber system”.
6. Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian
besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini
kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas.
Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau CD ROM, namun perlu
dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan.
Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih
dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu
sistem.
7. Video Teleconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh
dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini
dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk
bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan
diri dan kerjasama yang bersifat sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi
dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut
Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan
ketersediaan para tenaga terampil.
Manfaat dan Dampak Negatif Telematika
Manfaat dari Telematika
§
Manfaat internet dalam e-Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi
dalam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam versifikasi kebutuhan.
§
Manfaat internet dalam e-Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah
dalam menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
§
Di bidang kesehatan dan juga di bidang pendidikan secara nyata juga telah
memberikan nilah tambah bagi masyarakat luas. Dengan adanya pendidikan yang
dilakukan dengan jarak jauh melalui internet.
§
Telematika cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional.
Ditandai dengan mulai maraknya masyarakat membangun bisnis baru menggunakan
teknologi Internet.
§
Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan
sektor-sektor lainnya. Sebagaimana terjadinya penambahan investasi di sektor
telekomunikasi sebesar 1% yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya yang terjadi pada
negara-negara di dunia misalnya Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara
Eropa, Skandinavia, dan lainnya.
Dampak Negatif dari Telematika
§
Meningkatnya tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media
internet. Contohnya, tindakan yang disebut carding, adalah cyber crime dengan
cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku
carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadi.
§
Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan
transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika,
atau teroris internasional.
§
Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup)
yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang
Rusia dan orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer
beberapa internet retailer.
§
Kejahatan telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995,
Julio Cesar Ardita, seorang mahasiswa dari Argentina berhasil menyusup dan
mengganti (cracking) data sistem yang ada di Fakultas Arts and Science
Universitas Harvard.
§
Informasi dan data yang mudah diperoleh tidak hanya informasi yang bersifat
positif tapi juga negative. Kurangnya keamanan pengaksesan informasi negative
dapat meningkatkan kejahatan dalam masyarakat, seperti peredaran video porno di
internet meningkatkan pemerkosaan dan pelecehan seksual.
Peralatan Pendukung Telematika
Dengan demikian definisi Hukum Telematika adalah hukum terhadap
perkembangan konvergensi TELEMATIKA yang berwujud dalam penyelenggaraan suatu
sistem elektronik, baik yang terkoneksi melalui internet (cyberspace) maupun
yang tidak terkoneksi dengan internet. Lingkup pengkajian Hukum Telematika
terfokus pada aspek-aspek hukum yang terkait dengan system informasi dan sistem
komunikasi, khususnya yang diselenggarakan dengan sistem elektronik, dengan
tetap memperhatikan esensi dari komponen-komponen dalam sistem tersebut,
mencakup:
1. Perangkat keras
2. Perangkat lunak
3. Prosedur-prosedur
4. Perangkat manusia
5. Informasi itu sendiri
serta fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu: input, proses, output,
penyimpanan dan komunikasi. Dalam prakteknya kedua lingkup tadi dalam
cyberspace dikenal sebagai; Content, Computing, Communication dan Community.
§
Content, yaitu Isi atau substansi Data dan atau
Informasi berupa input dan output daripenyelenggaraan sistem informasi yang
disampaikan pada publik, mencakup semua bentuk data informasi baik yang
tersimpan dalam bentuk cetak maupun elektronik, maupun yang disimpan sebagai
basis data (databases) maupun yang dikomunikasikan sebagai bentuk pesan(data
messages).
§
Computing, yaitu Sistem Pengolah Informasi yang
berbasiskan sistem komputer (Computerbased Information System) berupa jaringan
sistem informasi (computer network)organisasional yang efisien, efektif dan
legal. Dalam hal ini, suatu Sistem Informasi merupakan perwujudan penerapan
perkembangan teknologi informasi ke dalam suatu bentuk organisasional
organisasi perusahaan (bisnis).
§
Communication, yaitu Sistem Komunikasi yang juga
berupa sistem keterhubungan (interconnection) dan sistem pengoperasian global
(interoperational) antar system informasi jaringan komputer (computer network)
maupun penyelenggaraan jasa dan/atau jaringan telekomunikasi.
§
Community, yaitu masyarakat berikut sistem
kemasyarakatannya yang merupakan pelaku intelektual (brainware), baik dalam
kedudukannya sebagai Pelaku Usaha, Profesional Penunjang maupun sebagai
Pengguna dalam sistem tersebut.
PEMBAHASAN
Bangsa Indonesia berusaha untuk tidak tertinggal
dengan bangsa lain menyangkut telematika. Dengan dirintis oleh beberapa orang
yang berdedikasi pada dunia akademisi, pengenalan dunia telematika mulai
dilakukan seiring berkembangnya situasi politik dan ekonomi.
Dukungan politik pemerintah dengan berbagai
kebijakannya, lebih menggairahkan telematika di Indonesia, dan tentunya
industri, serta pengaruh luar negeri mengambil peranan penting disamping
ketertarikan masyarakat yang membutuhkannya.
Perkembangan telematika di Indonesia
mengalami peningkatan, sejalan dengan inovasi teknologi yang terjadi. Prospek
ke masa depan, telematika di Indonesia memiliki potensi yang tinggi, baik itu
untuk kemajuan bangsa, maupun pemberdayaan sumber daya manusianya.